Investor Panik! Saham AS Ditinggal, Krisis Bank Terulang?

Newsmenit.com Mudah-mudahan selalu ada senyuman di wajahmu. Pada Detik Ini mari kita eksplorasi potensi Business, News, Indonesia, Dunia yang menarik. Deskripsi Konten Business, News, Indonesia, Dunia Investor Panik Saham AS Ditinggal Krisis Bank Terulang Jangan berhenti di sini lanjutkan sampe akhir.
- 1.1. Disclaimer:
Table of Contents
Sebuah survei terbaru dari Bank of America (BofA), yang dipublikasikan pada hari Senin, mengungkapkan bahwa sekitar separuh investor institusional berencana untuk mengurangi investasi mereka di pasar saham Amerika Serikat. Data ini muncul di tengah kekhawatiran tentang ketegangan geopolitik dan kebijakan moneter yang ketat.
Di sisi lain, kepemilikan asing atas obligasi pemerintah AS (US Treasury) mencapai angka signifikan, yaitu 30% atau setara dengan US$ 4,6 triliun. Namun, alokasi saham AS mengalami penurunan tajam dalam sebulan terakhir, merosot sekitar 13 poin persentase menjadi 36% net underweight. Ini merupakan level terendah sejak krisis perbankan yang terjadi pada bulan Maret 2023.
Menurut data dari Apollo, investor asing memiliki saham AS senilai US$ 18,5 triliun, yang mewakili 20% dari total kepemilikan pasar saham. Situasi ini diperburuk oleh ketegangan perdagangan yang meningkat, terutama antara AS dan China. China telah memberlakukan tarif balasan sebesar 145% terhadap produk AS, sebagai respons terhadap kebijakan serupa dari AS.
Ketegangan ini, ditambah dengan sikap wait-and-see dari The Fed terkait penurunan suku bunga, menciptakan ketidakpastian di pasar. Meskipun data inflasi menunjukkan tanda-tanda pendinginan dan tingkat pengangguran mulai meningkat, The Fed tampaknya belum akan mengikuti jejak bank sentral lain di Eropa dan India yang telah lebih dulu memangkas suku bunga acuan.
Sejak Februari, alokasi investor terhadap ekuitas AS telah turun sekitar 53 poin persentase, menandai penurunan terbesar dalam dua bulan yang pernah tercatat. Selain itu, survei BofA menunjukkan bahwa 82% responden memperkirakan ekonomi global akan melemah, angka tertinggi dalam sejarah survei tersebut.
Menurut Polymarket, peluang terjadinya resesi di AS kembali meningkat dari 50% menjadi 56% dalam sepekan terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa kekhawatiran pasar masih berpusat pada aset berisiko seperti saham, mendorong investor untuk mengambil langkah antisipatif dengan melakukan aksi jual.
Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan merupakan saran investasi. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Demikian investor panik saham as ditinggal krisis bank terulang telah saya jabarkan secara menyeluruh dalam business, news, indonesia, dunia Mudah-mudahan artikel ini membantu memperluas wawasan Anda tingkatkan keterampilan komunikasi dan perhatikan kesehatan sosial. Sebarkan kebaikan dengan membagikan kepada yang membutuhkan. Sampai bertemu lagi
✦ Tanya AI