Strategi Jitu RI: Ekonomi Tangguh Hadapi Perang Dagang.

Newsmenit.com Selamat beraktivitas semoga hasilnya memuaskan. Pada Edisi Ini saya akan mengupas informasi menarik tentang Economy, News, Indonesia, Dunia. Ringkasan Artikel Mengenai Economy, News, Indonesia, Dunia Strategi Jitu RI Ekonomi Tangguh Hadapi Perang Dagang Mari kita bahas tuntas artikel ini hingga bagian penutup.

1.1. Tanggal:

Menanggapi situasi ekonomi terkini, para ekonom memberikan pandangan beragam mengenai langkah yang perlu diambil pemerintah Indonesia. Tauhid Ahmad dari Indef menyarankan agar Indonesia mengajukan gugatan terhadap Amerika Serikat ke WTO.

Sementara itu, Bhima Yudhistira dari CELIOS menekankan pentingnya Indonesia dalam memanfaatkan peluang lain, terutama menarik investasi untuk pembangunan pabrik produk jadi di dalam negeri. Menurutnya, kunci keberhasilan terletak pada regulasi yang konsisten, efisiensi perizinan, dan stabilitas politik dengan menunda pembahasan RUU yang berpotensi menimbulkan kegaduhan. Infrastruktur pendukung kawasan industri, ketersediaan sumber energi terbarukan, dan kesiapan sumber daya manusia juga menjadi faktor krusial.

Bhima menambahkan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi pemerintah untuk meningkatkan daya saing. Faktor-faktor tersebut dinilai lebih penting daripada sekadar memberikan insentif fiskal seperti tax holiday dan tax allowance kepada investor. Ia memprediksi bahwa kebijakan yang diambil akan berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan potensi penurunan nilai ekspor.

Untuk menarik investasi, Bhima menyarankan agar pemerintah membenahi sejumlah regulasi dan mempersiapkan infrastruktur serta sumber daya manusia. Selain itu, ia merekomendasikan agar Bank Indonesia (BI) mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan dalam kondisi saat ini. Peran BI juga sangat penting dalam menjaga stabilitas moneter.

Bhima juga menyoroti pentingnya persatuan dengan negara-negara lain yang terkena dampak kebijakan serupa. Ia menyebut bahwa kebijakan ini tidak hanya mengancam Indonesia, tetapi juga puluhan negara lainnya. Oleh karena itu, protes bersama dianggap perlu.

Lebih lanjut, Bhima menyarankan penguatan ekonomi dari dalam negeri melalui peningkatan konsumsi pemerintah dan pemberian stimulus kepada sektor padat karya. Penguatan pasar ASEAN juga menjadi strategi penting untuk mengantisipasi penurunan pasar AS akibat kebijakan tarif.

Terakhir, Bhima memperingatkan tentang potensi guncangan besar di sektor moneter akibat penurunan ekspor dan pelemahan nilai tukar. Ia menekankan perlunya kebijakan moneter yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Kebijakan moneter ini harus dilakukan untuk mengatasi nilai tukar rupiah yang melemah akibat pengurangan ekspor.

Tanggal: 3 April 2025